Hendri Kampai: Indonesia Darurat Otomotif: 80 Tahun Merdeka, Hanya Jadi Pasar Negara Asing

    Hendri Kampai: Indonesia Darurat Otomotif: 80 Tahun Merdeka, Hanya Jadi Pasar Negara Asing

    OTOMOTIF - Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, dengan ekonomi yang terus berkembang. Namun, dalam industri otomotif, kita masih menghadapi kenyataan pahit: setelah 80 tahun merdeka, Indonesia belum mampu menjadi pemain utama di industri otomotif global. Alih-alih menjadi produsen besar, kita justru hanya menjadi pasar bagi produk otomotif dari negara asing. 

    Dominasi Pabrikan Asing
    Saat ini, merek-merek otomotif yang mendominasi pasar Indonesia hampir semuanya berasal dari luar negeri. Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, hingga China telah lama menjadikan Indonesia sebagai lahan subur untuk menjual mobil mereka. Toyota, Honda, Mitsubishi, Suzuki, dan Daihatsu menguasai sebagian besar pangsa pasar otomotif Indonesia. Bahkan dalam kategori kendaraan listrik, merek-merek China seperti Wuling dan BYD mulai mengambil alih pasar. 

    Sementara itu, industri otomotif nasional belum mampu bersaing. Upaya seperti Esemka yang sempat dielu-elukan sebagai "mobil nasional" justru tenggelam dalam wacana dan tidak berkembang menjadi industri yang kuat. 

    Faktor-Faktor yang Menghambat Kemajuan
    Mengapa Indonesia masih tertinggal dalam industri otomotif meskipun memiliki sumber daya dan pasar yang besar? Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat utama: 

    1. Ketergantungan pada Teknologi Asing: Industri otomotif memerlukan riset dan pengembangan (R&D) yang kuat. Sayangnya, Indonesia masih sangat bergantung pada teknologi dari luar negeri. Pabrik perakitan di Indonesia sebagian besar hanya melakukan completely knocked down (CKD) dan completely built-up (CBU) tanpa adanya inovasi teknologi dalam negeri yang signifikan. 

    2. Regulasi yang Tidak Mendukung Industri Nasional: Pemerintah masih lebih banyak memberikan insentif kepada pabrikan asing dibandingkan dengan mendorong industri dalam negeri. Regulasi pajak dan bea impor sering kali lebih menguntungkan bagi perusahaan luar dibandingkan perusahaan lokal. 

    3. Minimnya Investasi dalam R&D: Negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan sukses membangun industri otomotifnya dengan investasi besar dalam riset dan pengembangan. Sementara itu, Indonesia masih minim dalam aspek ini. Tanpa R&D yang kuat, mustahil bagi Indonesia untuk menciptakan kendaraan yang dapat bersaing di pasar global. 

    4. Kurangnya Kemauan Politik: Di banyak negara, keberhasilan industri otomotif tidak lepas dari peran pemerintah yang proaktif. Korea Selatan dengan Hyundai dan Kia, China dengan BYD dan Geely, semuanya tumbuh karena dorongan kebijakan pemerintah yang kuat. Indonesia, sebaliknya, tidak memiliki roadmap yang jelas untuk membangun industri otomotif nasional. 

    Potensi dan Peluang untuk Bangkit
    Meskipun tertinggal, bukan berarti Indonesia tidak memiliki potensi untuk bangkit. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan agar Indonesia tidak terus-menerus menjadi pasar bagi produk luar negeri: 

    1. Membangun Industri Mobil Nasional yang Mandiri: Pemerintah harus berani mengambil langkah konkret untuk membangun industri otomotif nasional, bukan hanya sebatas merakit kendaraan asing. Indonesia bisa belajar dari China yang sukses mengembangkan industri otomotifnya dengan strategi proteksi pasar dan transfer teknologi. 

    2. Mengembangkan Kendaraan Listrik: Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, yang merupakan bahan utama baterai kendaraan listrik. Jika dikelola dengan baik, Indonesia bisa menjadi pusat produksi kendaraan listrik, bukan hanya sebagai pemasok bahan mentah bagi industri asing. 

    3. Insentif bagi Perusahaan Lokal: Pemerintah harus mengubah kebijakan insentif agar lebih berpihak pada pengembangan industri dalam negeri. Selain itu, kebijakan tarif dan pajak harus dirancang agar lebih menguntungkan bagi produsen lokal dibandingkan produsen asing. 

    4. Kolaborasi dengan Universitas dan Pusat Riset: Untuk membangun industri otomotif yang kuat, diperlukan sinergi antara pemerintah, industri, dan akademisi. Universitas dan pusat riset harus didorong untuk aktif melakukan penelitian dan inovasi di bidang otomotif. 

    Apakah Indonesia Akan Terus Menjadi Pasar?
    Indonesia harus segera keluar dari status quo sebagai pasar otomotif bagi negara asing. Jika tidak, kita hanya akan terus menjadi konsumen tanpa pernah menjadi produsen. 80 tahun setelah merdeka, sudah saatnya Indonesia berdiri di kaki sendiri dalam industri otomotif. Jika pemerintah dan industri bekerja sama dalam membangun ekosistem otomotif nasional, bukan tidak mungkin dalam beberapa dekade ke depan, Indonesia akan memiliki merek mobil sendiri yang bisa bersaing di pasar global. 

    Tantangan ini bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga harga diri bangsa. Jika negara lain bisa, mengapa Indonesia tidak?

    Jakarta, 20 Februari 2025
    Hendri Kampai
    Ketua Umum Jurnalis Nasional Indonesia/JNI/Akademisi

    hendri kampai otomotif indonesia
    Dr. Ir. Hendri, ST., MT

    Dr. Ir. Hendri, ST., MT

    Artikel Sebelumnya

    Fungsi dan Wewenang DPR RI

    Artikel Berikutnya

    Danlanud Sultan Hasanuddin Ikuti Vicon Rakorops...

    Komentar

    Berita terkait